29 Juli 2008

Trik Berinvestasi Saham

Pertanyaan:
Saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kini jumlahnya hampir 400. Tentunya, sangat sulit bagi investor pemula untuk memilih saham yang bagus. Pertanyaan saya, strategi apa yang perlu diambil agar investor memperoleh keuntungan maksimal? Terima kasih.

Jawaban:

Memilih saham yang tepat, apalagi bisa memberikan keuntungan terus menerus tentunya sangat sulit. Investor yang telah lama berinvestasi di pasar modal pun, belum tentu punya kiat yang benar-benar jitu dalam memilah saham yang dibeli. Apalagi, pembelian saham dengan harapan mendapat keutungan jangka pendek. Ini karena pasar saham dari hari ke hari terus berubah dan fluktuatif. Mungkin pada suatu hari dengan membeli saham-saham unggulan investor bisa mendapatkan untung. Tapi, boleh jadi sehari berikutnya strategi tersebut tidak bisa lagi diandalkan. Mobilitas pasar yang tidak menentu dan sangat dinamis itulah yang menyebabkan investasi saham perlu banyak strategi.

Terkadang saham yang kita anggap sudah overvalued ternyata masih terus mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya. Saham yang dianggap undervalue bisa jadi terus turun. Untuk itu, berbagai strategi dan informasi yang relevan tentang saham yang dipilih harus diperhatikan. Sebab, dalam investasi butuh kesabaran dan kontrol emosi. Benjamin Graham, seorang pakar investasi terkenal sering menekankan pentingnya investor menjaga emosi. Sementara untuk memilih saham murah (undervalue), Benjamin Graham menyarankan melakukan pendeteksian terlebih dahulu. Deteksi dini dilakukan dengan menggunakan data historical dari kinerja harga saham yang bersangkutan. Dengan pedoman itu, Benjamin Graham memaparkan setidaknya ada 10 kriteria saham yang bisa dijadikan sasaran investasi.

Di antaranya, 1) price to earning (PE) harus lebih kecil dari imbal hasil obligasi korporasi dengan rating AAA. 2) PE saat ini (ketika melakukan deteksi) nilainya maksimal 40 persen dari rata-rata PE 5 tahun sebelumnya. 3) Imbal hasil (yield) dividen setidaknya 67 persen dari yield obligasi AAA. 4) Harga saham maksimal 67 persen dari nilai buku (book value). 5) Harga saham maksimal 67 persen dari nilai aset lancar (net-current asset). 6) Rasio debt to equity harus kurang dari satu. 7) Jumlah aset lancar harus lebih besar dari kewajiban lancar. 8) Nilai utang tidak boleh lebih dari dua kali aset lancar. 9) Pertumbuhan EPS (earning per share) setidaknya minimal 7 persen dalam 10 tahun terakhir. 10) Tidak boleh mencatatkan rugi maksimal dalam dua tahun dalam 10 tahun terakhir. Beberapa kriteria tersebut bisa diterapkan investor dalam mendeteksi saham sebelum menentukan pilihan dalam investasi.